Pages

7/11/11

ARSITEKTUR SUKU DANI

Rumah adat Masyarakat Papua, atau yang biasa disebut dengan Honai.

   Honai adalah rumah khas Papua yang dihuni oleh Suku Dani. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak memiliki jendela. Sebenarnya, struktur Honai dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua.
   Honai terdiri dari 2 lantai yaitu lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan mengerjakan kerajinan tangan. Karena dibangun 2 lantai, Honai memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter. Pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).



Rumah Honai mempunyai fungsi antara lain:
  1. Sebagai tempat tinggal
  2. Tempat menyimpan alat-alat perang
  3. Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna di masa depan.
  4. Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang.
  5. Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni sejak dulu
Rumah adat Honai Filosofi bangunan Honai, ,melingkar atau bulat artinya :
  1. Dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang telah diperthankan oleh nene moyang kita dari dulu hingga saat ini.
  2. Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
  3. Honai merupakan symbol dari kepribadian dan merupakan martabat orang Dani yang harus dijaga oleh keturunan Dani di masa yang akan datang.
Suhu rata-rata di daerah sana 190°C pada umumnya suku Dani bermukim di dataran tinggi yang ketinggiannya 2500 meter di atas permukaaan laut.

BENTUK
Bentuk Honai yang bulat tersebut dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun karena tiupan angin yang kencang.



ATAP
Honai memiliki bentuk atap  bulat kerucut. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai dinding ketika hujan turun.
Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari  kayu buah sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan vertikal membentuk persegi kecil untuk perapian.

Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di luar dome. Lapisan jerami yang tebal membentuk atap dome, bertujuan menghangatan ruangan di malam hari.
Jerami cocok digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. Karena jerami ringan dan lentur memudahkan suku Dani membuat atap serta jerami mampu menyerap goncangan gempa.

PERLENGKAPAN DAN BAHAN PEMBUAT HONAI
Kebiasaaan dari suku atau orang dani dalam membangun honai yaitu mereka mencari kayu yang memang kuat dan dapat bertahan dalam waktu yang lama atau bertahun-tahun. Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1.    Kayu besi (oopir) digunakan sebagai tiang tengah
2.    Kayu buah besar
3.    Kayu batu yang paling besar
4.    Kayu buah sedang
5.    Jagat (mbore/pinde)
6.    Tali
7.    Alang-alang
8.    Papan yang dikupas
9.    Papan las,dll

DINDING DAN BUKAAN
Honai mempunyai pintu kecil dan jendela-jendela yang kecil, jendela-jendela ini berfungsi memancarkan sinar ke dalam ruangan tertutup itu, ada pula Honai yang tidak memiliki jendela, pada umumnya untuk Honai perempuan.
Jika anda masuk ke dalam honai ini maka di dalam cukup hangat dan gelap karena tidak terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Pintunya begitu pendek sehingga harus menunduk jika akan masuk ke rumah Honai. Dimalam hari menggunakan penerangan kayu bakar di dalam Honai dengan menggali tanah didalamnya sebagai tungku selain menerangi bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur mereka tidak menggunakan dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Umumnya mereka mengganti jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.

KETINGGIAN BANGUNAN
Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6 meter. Honai ditinggali oleh 5-10 orang dan rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah. Satu  bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk tempat makan bersama dimana biasanya mereka makan beramai-ramai dan bangunan ketiga untuk kandang ternak. Rumah honai juga biasanya terbagi menjadi 2 tingkat. Lantai dasar dan lantai satu di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu. Biasanya pria tidur melingkar di lantai dasar , dengan kepala di tengah dan kaki di pinggir luarnya, demikian juga cara tidur para wanita di lantai satu.



KELEBIHAN
Dalam pembuatannya material yang digunakan adalah material yang berasal dari alam sekitar sana karena itu biaya yang dikeluarkan hanya sedikit, selain itu bangunan adat ini bersifat ramah lingkungan.
KEKURANGAN
Karena tidak ada jendela ruangan didalamnya menjadi gelap
Karena tidak memiliki sumur dan sebuah sungai jernih jauh dari tempat tinngal mereka jadi kebutuhan air bersih sangat  minim
Referensi

http://dekonstruksi.wordpress.com/2010/03/04/inovasi-beton-ringan/

http://linceogiapapualina.blogspot.com/2009/11/sistematika-pembangunan-honai-suku-dani.html

http://kaskus.us/blog.php?b=15748&goto=next

1 komentar:

FridiGraph said...

Wah tradisional banget
Ini harus di lestarikan nih :)
Fridi Graphic

Post a Comment